Kamis, 07 Juli 2011

Parah, Bagi Anak Afganistan Opium Seperti Makan Kacang




Anak-anak di provinsi Balkh, Afghanistan bagian utara, terpaksa jadi pecandu opium sejak usia belia. Itu karena orang tua mereka terbiasa memberi asupan opium sebagai obat.

Menurut kisah di stasiun televisi CNN, Senin 24 Januari 2011, suatu daerah terpencil di provinsi Balkh dihuni para pecandu tanaman bahan baku heroin ini. Mereka menelan opium murni semudah memakan kacang, tanpa tahu apa bahayanya.

Seorang warga di Balkh, Aziza, mengaku memberi makan anaknya yang berusia empat tahun, Omaidullah, dengan opium yang disimpannya di dalam plastik. Dia mengatakan opium baik untuk membuat anaknya jadi tenang dan tertidur. “Jika saya tidak memberinya opium, dia tidak akan tidur, dan saya tidak bisa bekerja,” ujar Aziza.

Aziza seperti kebanyakan warga di desa tersebut, miskin dan tidak memiliki pendidikan yang cukup. Wanita yang bekerja sebagai perajut karpet ini tidak mengetahui apa risiko opium yang diberikan kepada anaknya. Opium, Ujar Aziza, digunakan berbagai keperluan, di antaranya adalah pengobatan.

“Kami juga memberi opium ketika anak-anak sakit,” ujar Aziza.

Provinsi Balkh terkenal akan produksi karpetnya. Namun, provinsi terpencil ini juga terkenal akan kemiskinannya. Di daerah ini sangat sulit ditemui pelayanan kesehatan, harga obat juga sangat mahal. Inilah yang membuat mereka menelan opium.

Getah dari tanaman opium ini juga digunakan orang dewasa untuk membuat mereka kuat bekerja selama berjam-jam sekaligus mengurangi rasa sakit. Praktik ini telah mereka dilakukan selama beberapa generasi.

“Saya harus bekerja dan membesarkan anak-anak, jadi saya mulai menggunakan obat-obatan. Kami sangat miskin, jadi kami menggunakan opium. Kami tidak punya apapun untuk dimakan, jadi kami harus terus bekerja dan meminumkan opium kepada anak kami agar diam,” ujar salah seorang warga Rozigul, mertua Aziza.© haxims.blogspot.com

Opium adalah salah satu jenis narkotika paling berbahaya yang berfungsi memberikan ketenangan dan kesegaran pada tubuh. Jika seseorang ketagihan, tubuhnya tidak akan mampu lagi menjalankan fungsi-fungsinya tanpa mengonsumsi opium dalam dosis yang biasanya. Dia akan merasakan sakit yang luar biasa jika tidak bisa memperolehnya. Aziza dan seluruh keluarganya mengaku telah kecanduan opium sejak lahir.

“Opium bukan sesuatu yang baru di wilayah ini, ini adalah tradisi lama,” ujar Dr Mohamed Daoud Rated, dari pusat rehabilitasi pemerintah Afghanistan.

“Mereka menggunakan opium untuk obat. Jika anak-anak mereka menangis, mereka memberinya opium. Jika tidak bisa tidur, diberi opium. Jika batuk, mereka pun memberinya opium,” lanjut Rated.

Seorang bayi di provinsi ini bahkan terlahir dalam keadaan kecanduan opium, sebab ibunya ketika mengandung rutin mengkonsumsinya.

Afganistan merupakan negara produsen opium terbesar dunia. Opium diedarkan ke seluruh dunia untuk pembuatan heroin, yang digunakan untuk membiayai kelompok bersenjata di Kandahar dan Helmand, basis perjuangan Taliban.

Saat ini, di beberapa tempat di Afghanistan, para tetua desa mulai meninggalkan opium dan bertobat.

Tidak ada komentar: